Senin, 13 September 2010

Mencapai potensi hidup yang maksimal



Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir, 
rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai 
kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.
Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang 
sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.

Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :

* Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini 
dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.
Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.
Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,
meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap 
aspek kehidupanmu.

* Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harus
melandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. 
Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang 
dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukan
tingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akan
pernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri

* Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu. 
Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia 
berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka ia
akan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.
Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. 
Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.

* Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...
Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya 
dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakai
trauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.
Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmu
selama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang. 

* Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipun
Kita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapi
tetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapi
tantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datang
menyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidup
berkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.


* Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar 
yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. 
Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,
Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita, 
namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.
Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkan
apabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.

* Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggu
sampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan 
sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,
sekarang juga !



( Dikutip dari : Mencapai potensi hidup yang maksimal by Joel Osteen)

Sabtu, 04 September 2010

Definisi esai

Esai adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini si penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
  • Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
  • Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
  • Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
  1. Menentukan tema atau topik
  2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
  3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
  4. Menulis tubuh esai; memulai dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
  5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
  6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
  7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
di kutip dari wikipedia.

Plagiator dan Predator ( Contoh esai )

Di negara maju seperti Amerika Serikat, ketika seseorang (apalagi dalam struktur akademis) memplagiasi, menyontek,
menjiplak, menyalin tanpa menyebutkan sumbernya, atau bahkan menyalin secara keseluruhan dapat berakibat fatal, yaitu
pencopotan gelar dan pekerjaannya. Hukum perdata dan pidana juga menantinya.

Namun, di Indonesia sebaliknya. Plagiator tidak berat hukumannya, baik secara sosial dan hukum. Pelaksanaan Pasal 44
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta tidak dengan serta-merta membuat plagiator tertekan dan takut.
Bahkan, secara sosial, seorang plagiator tetap dihormati dan dipertimbangkan pemecatannya dalam struktur akademik.
Hal ini terlihat pada sanksi seorang profesor yang ketahuan plagiat dalam tulisannya di The Jakarta Post di Bandung,
beberapa waktu lalu. Seharusnya, hukuman bagi seorang plagiator -apalagi dalam struktur tertinggi akademik- memberi
efek jera.

Plagiasi merupakan salah satu dosa terbesar. Tindakannya tidak dapat termaafkan secara akademis.

Sebab pertaruhan seorang akademisi merupakan pertaruhan autentifikasi karya dan sikap disiplin ilmu. Selain kasus di
atas, diberitakan pada Kamis (18/2), dua calon guru besar asal perguruan tinggi swasta di Yogyakarta diduga melakukan
plagiasi dalam karya ilmiah. Hasil penelitian untuk meraih gelar profesor merupakan copy paste karya mahasiswa strata
satu. Kabar sangat memilukan bagi dunia pendidikan itu tidak hanya melecehkan ilmu pengetahuan, tetapi juga
melecehkan insan akademik dan institusi pendidikan. Bahkan, Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan budaya ikut
tercemar "nama baiknya" akibat sikap beberapa akademisi "karbitan" tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suharso, 2005), plagiat adalah mengambil atau pengambilan karangan,
pendapat, dan sebagainya orang lain dan disiarkan sebagai karangan atau pendapat dan sebagainya sendiri. Secara
epistemologis, plagiarisme merupakan penjiplakan yang membudaya dan mendarah daging pada diri seseorang. Ketika
sesuatu sudah membudaya, menghilangkannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, kecuali dengan terapi
kejut. Dampaknya sangat fatal, baik bagi pelaku maupun orang lain.

Kasus plagiarisme, secara akademik, tidak ada kompensasinya. Tindakan tersebut dapat dikategorikan dalam kejahatan
intelektual. Tindakan amoral tidak hanya berupa pelecehan seksual, berbau porno, anarkis, menganiaya, dan
misuh-misuh. Plagiarisme merupakan tindakan paling amoral dalam bidang keilmuan. Terlepas hak asasi seseorang,
tindakan itu harus mendapat hukuman setimpal. Tidakkah ilmu pengetahuan juga memiliki haknya dalam purifikasi dan
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan? Apa jadinya ketika seseorang yang terhormat dan dihormati di dalam struktur
akademik melacurkan dirinya dengan tindakan amoral. Dapat dipastikan, pameo selama ini, "guru kencing berdiri, murid
kencing berlari", menemukan titik kulminasi pada pembangunan generasi bangsa yang memble, bermental pengecut,
tidak loyal, dan tidak bertanggung jawab, hingga penistaan atas nama bangsa dan negara.

Tindakan amoral seorang akademisi lebih berdosa daripada seorang pencopet atau lebih rendah dari seorang pengemis.
Saya mengatakan demikian bukan berarti saya menafikan eksistensi atau tidak menghormati seseorang. Justru
sebaliknya, ketika seseorang sudah tak menghormati gelar paling terhormat dalam struktur akademik, serta melecehkan
nilai ilmu pengetahuan, apakah masih dihargai dan patut dihormati secara akademis?

Di Amerika, mahasiswa yang terbukti sah memplagiasi satu paragraf atau bahkan keseluruhan berakibat pemecatan dan
dikenai sanksi sosial akut. Apalagi plagiasi seorang guru besar (profesor). Guru besar tak hanya panutan dalam
akademiknya, karya produktifnya merupakan anak kandung pola pikir dan sikap yang terorganisasi dan penuh tanggung
jawab.

Hadratussyaikh KH Hasyim Asya'ari, dalam Irsyadu al-Syarie bab al- 'alim wa al-muta'alim, menyebutkan bahwa ukuran
seorang mulia dalam derajat keilmuan, salah satunya, adalah mereka yang mempunyai moral tinggi. Sikap dan
perbuatannya mengandung tanggung jawab risalah ketuhanan.

Jadi, dapat dipastikan seseorang yang melacurkan diri dalam tindakan amoral, secara de jure, melawan sifat dasar
ketuhanan, yakni Al- Fatah ( Yang Maha Pembuka) dan Al-Alimu (Yang Maha Ilmu). Secara esensial, seorang berilmu,
apalagi memiliki gelar atas ilmu yang disandangnya, merupakan "utusan" Tuhan di muka bumi dalam menyampaikan
risalah ilmu.

Predator

Seorang plagiator tak ada bedanya dengan predator. Sikap dan indikasinya sama persis, yakni membunuh demi
eksistensinya sendiri. Tanpa peduli etika, moral, dan tanggung jawab, predator membunuh lawannya dan bertindak
semena-mena demi kepentingan diri sendiri, bahkan nyawa dipertaruhkan.

Predator adalah pembunuh berdarah dingin. Begitu pula plagiator. Tanpa memandang etika akademik, mereka beraksi
demi gelar "terhormat". Hal itu jelas bentuk pembunuhan karakter ilmu pengetahuan. Plagiator sadar berbuat instan
menjiplak, copy paste, dan menyalin karya orang lain dalam karya yang diakuinya sebagai hasil pemikiran sendiri.

Menghalangi seorang plagiator memplagiasi sama saja menghalangi predator untuk membunuh. Untuk menghentikan
plagiasi hanya dua, yakni secara eksternal "membunuh" karakternya sebagai akademisi serta menyematkan "gelar
tertinggi" berupa guru besar plagiarisme dan secara internal membumikan kesadaran intelektual dalam segala sikap dan
pola pikir diri sendiri. Tanpa kesadaran intelektualitas masif, plagiarisme akan semakin menjadi virus sosial.

Oleh: MOHAMAD FATHOLLAH Ketua Integrated Pop-Culture Studies Sosiologi Fishum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/22/16034135/Plagiator.dan.Predator

PROSES ESAI

  • Bangun dan definisikan topikmu
    Tuliskan tema atau topik utama esaimu dalam satu atau dua kalimat paling banyak.
  • Tentukan pembaca esaimu
    Apakah yang membaca esaimu adalah dosen yang memberi nilai atau asisten dosen?
    Teman sekelasmu yang akan memberikan kritikan?  Sekelompok profesional untuk review?
    Sekelompok profesional untuk review?
             Ingatlah akan pembaca ini selama kamu menulis esai
  • Rencanakan kurun waktu
    Buat suatu kurun waktu penulisan esai, dan antisipasi adanya perkembangan topik esaimu dan revisi.  Seringkali suatu esai yang sempurna adalah esai yang direvisi setelah selesai dibuat.
  • Kumpulkan bahan-bahan
    Orang:
    dosen, asisten dosen, pustakawan, ahli dalam bidang, profesional
    Referensi:  buku teks, rekomendasi kerja, web site, majalah, buku harian, laporan profesional 
  • Riset: baca, wanwancara, eksperimen, kumpul data-data, dll. dan catat selengkap mungkin. Gunakan kartu indek atau word processing.
  • Organisasi catatanmu dengan menulis dahulu di kertas lain:
    fokus pada bebas menulis, petaan, and/atau garis besarnya.
  • Buatlah esai pertamamu (rough draft)Tentukan bagaimana kamu mengembangkan argumentasi: Gunakan logika yang baik dalam argumentasi untuk membantu mengembangkan tema dan/atau mendukung tema. Apakah kamu akan membuat perbandingan atau definisi? Apakah kamu akan mengfritik atau menjelaskan? Lihat definisi istilah-istilah esai di situs Pedoman Belajar. 
Paragraf pertama
  • Kenalkan topikmu!
  • Beritahukan pandanganmu kepada pembaca!
  • Rangsang pembaca menyelesaikan membaca esaimu!
  • Fokuskan pada tiga poin untuk kemudian
Paragraf pertama biasanya paling sulit dikerjakan.  Bila kamu menemui masalah, biarkanlah dan usahakan untuk menulisnya ulang nanti, bahkan setelah kamu selesai mengerjakan paragraf terakhir.  Akan tetapi perlu diingat bahwa paragraf pertamalah yang menarik perhatian pembaca ke topik dan pendapatmu, serta penting untuk membuat mereka membaca esaimu sampai selesai.he first paragraph is often the most difficult to write. 
Isi Esai
  • Bangunlah alur isi esai dari satu paragraf ke paragraf yang lainnya
    • Kalimat transisi, klausa, atau kata-kata pada awal paragraf menghubungkan ide pikiran ke ide lainnya.
      (Lihatlah kata & frasa transisi)
    • Kalimat-kalimat pokok, juga terdapat pada awal setiap paragraf, menjelaskan ide yang termuat di dalamnya sesuai dengan konteks esai keseluruhan.
    • Hindari satu atau dua paragraf yang mungkin menunjukkan kurang dikembangkannya poinmu.
  • Tulis dengan kalimat-kalimat aktif
    • "Panitia Akademis memutuskan ..." bukan "Telah diputuskan oleh ..."
    • Hindari pemakaian kata kerja "menjadi" untuk presentasi yang jelas, dinamis dan efektif.
      (Hindari pemakaian kata kerja "menjadi" dan presentasimu efektif, jelas dan dinamis.)
    • Menghindari "menjadi" berarti penggunaan kalimat pasif akan berkurang.
  • Gunakan kutipan untuk mendukung pandanganmu
    • Kutiplah dan jelaskan secara tepat setiap ungkapan yang dipakai.
    • Gunakan kutipan dengan gaya blok atau indented secara terpisah karena mereka dapat merusak alur isi esaimu.
  • Buktikan setiap poin pendapatmu secara berkesinambungan dari awal sampai akhir esai
    • Jangan meninggalkan fokus utama esaimu.
    • Jangan langsung meringkas pada isi esaimu.  Tunggu sampai pada paragraf kesimpulan.
Kesimpulan
  • Baca paragraf pertama dan isi esaimu dulu
  • Ringkas, kemudian simpulkan argumentasimu
  • Tinjau kembali (sekali lagi) pada paragraf pertama sekaligus isi esai.  Apakah paragraf terakhir:
    • menyatakan ulang tema utama secara singkat?
    • merefleksikan keberhasilan dan pentingnya argumentasi yang ada pada isi esai?
    • menyimpulkan isi esai secara logika?
  • Edit/tulis ulang paragraf pertama
    Hal ini dapat membuat isi dan kesimpulan esaimu lebih baik.
Ambil satu atau dua hari libur!
Baca kembali esaimu dengan pikiran yang segar dan pensil yang runcing
Edit, koreksi dan tulis ulang bila diperlukan
Kumpulkan esaimu
Rayakan pekerjaan yang telah kamu selesaikan dengan baik (kamu harus percaya ini!).

Rabu, 01 September 2010

sejarah sumpah mahasiswa

"Khilafah...!!! Khilafah...!!! Khilafah...!!!" gema teriak lebih dari 5.000 mahasiswa dari berbagai nusantara yang berkumpul di halaman senayan, Jakarta. Ahad, 18 Oktober 2009, menjadi sejarah baru, penyatuan visi dan misi gerakan mahasiswa di Indonesia. Pada kesempatan itu juga, di tengah panas terik matahari, ribuan mahasiswa tersebut menyatakan sumpahnya.
"Bismillahirrahim, Sumpah Mahasiswa, setelah kami melihat, mencermati dan menganalisa fakta kerusakan yang ada serta merumuskan kondisi ideal, maka demi Allah, Zat yang jiwa kami berada dalam genggaman-Nya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah..." kata seorang mahasiswa yang memimpin sumpahnya di hadapan lebih dari 5.000 mahasiswa dari berbagai daerah di nusantara tersebut.
Walupun harus terpaksa menggelar kongres di luar gedung, lebih dari 5000 mahasiswa yang datang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTB, NTT, dan Papua tidak gentar bersumpah untuk Indonesia yang lebih baik [baca: Live: Hari ini Lebih dari 5.000 Mahasiswa Gelar Kongres Mahasiswa Islam Indonesia di Jakarta].
Berikut naskah lengkap Sumpah Mahasiswa yang telah dibacakan oleh ribuan mahasiswa peserta Kongres Mahasiswa Islam Indonesia, Ahad, 18 Oktobebr 2009.
====================================================
Sumpah Mahasiswa Kongres Mahasiswa Islam Indonesia, 18 Oktober 2009

Sejak kemerdekaan hingga lebih dari enam dekade, sekulerisme mengatur Indonesia, terlepas dari siapa pun yang berkuasa. Hal yang sama juga terjadi di negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah menyebabkan rakyat terus menerus hidup dalam berbagai krisis yang tidak berkesudahan.

Sampai saat ini fakta kemiskinan, kebodohan, kedzaliman, ketidakadilan, disintegrasi dan berbagai problem lain, termasuk penjajahan dalam segala bentuknya, senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

Sistem sekuler telah mengakibatkan potensi sumberdaya alam dan kekayaan mineral yang sangat melimpah tidak mampu membuat rakyat hidup dalam kebaikan. Justru sebaliknya, rakyat hidup dalam penderitaan. Semua potensi dan kekayaan alam yang dimiliki seolah tidak memberikan arti apa-apa buat hidup rakyat.

Oleh karena itu, setelah kami melihat, mencermati dan menganalisa fakta kerusakan yang ada serta merumuskan kondisi ideal, maka demi Allah, Zat yang jiwa kami berada dalam genggaman-Nya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah :
  1. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa sistem sekuler, baik berbentuk kapitalis-demokrasi maupun sosialis-komunis adalah menjadi sumber penderitaan rakyat dan sangat membahayakan eksistensi Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
  2. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa kedaulatan sepenuhnya harus dikembalikan kepada Allah SWT – Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan - untuk menentukan masa depan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
  3. Dengan sepenuh jiwa, kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syari’ah Islam dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
  4. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan kepada semua pihak bahwa perjuangan yang kami lakukan adalah dengan seruan dan tantangan intelektual tanpa kekerasan.
  5. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan bahwa perjuangan yang kami lakukan bukanlah sebatas tuntutan sejarah tetapi adalah konsekuensi iman yang mendalam kepada Allah SWT.
Jakarta, 18 Oktober 2009

====================================================

Demikianlah, sumpah mahasiswa yang merupakan sumpah generasi muda negeri ini, telah menyatakan secara intelektual solusi mendasar atas segala persoalan yang menimpa negeri ini. Mereka menyatakan, bahwa syariah Islam dalam naungan Khilafah Islamiyyah sebagai solusi tuntas persoalan yang menimpa masyarakat Indonesia dan juga negeri-negeri Muslim lainnya.

Semoga, Allah Swt. mendengarkan sumpah yang telah mereka nyatakan. Semoga, sumpah ini menjadi titik awal kebangkitan para intelektual muda Muslim untuk menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Insya Allah, Khilafah Rasyidah yang telah dijanjikan tidak akan lama lagi segera berdiri, amin. Allahu Akbar!


SUPAH MAHASISWA
KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH
BERTANAH AIR SATU TANAH AIR TANPA PENINDASAN
KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH BERBANGSA SATU BANGSA CINTA KEADILAN
KAMI MAHASISWA INDONESIA BERSUMPAH BERBAHASA SATU BAHASA TANPA KEBOHONGAN